Wisata
Budaya Kampung Baduy
Organisasi Himpunan Mahasiswa
Buddhis atau di singkat dengan HIKMAHBUDHI Pengurung Cabang Kota Tangerang
mengadakan kegiatan Wisata Budaya Kampung Baduy. Wisata ini diikuti oleh
anggota HIKMAHBUDHI dari PC. Jakarta, Presidium Pusat, PC. Kota Tangerang, PC.
Tangerang Selatan, serta umat Buddha lainnya. Kegiatan wisata budaya kampung
Baduy diadakan tanggal 25 Desember 2014, dengan jumlah peserta 90 orang. Transportasinya
menggunakan 3 mini bus, 2 mobil APV, dan 2 mobil pribadi. Keberangkatannya di
mulai dari Kampus Buddhi pukul 06.30 WIB.
Perjalanan ditempuh kurang lebih
lima jam, karena kondisi jalan yang rusak, naik turun, dan berliku-liku. Perjalanan
sangat melelahkan, mobil yang tidak nyaman karena sesak dan panas. Namun tetap
semangat karena ini merupakan pengalam pertama untuk mengunjungi suku terasing
yang ada di Indonesia. Perjalannya masih seperti di hutan-hutan, banyak pohon,
dan tepi jalan jurang, sungguh menyeramkan jalannya.
Tiba di tempat parkiran mobil tepat
jam 12.00 WIB. Pembagian kelompok, pembagian makan siang, dan istirahat. Perjalanan
selanjutnya dilanjutkan dengan jalan kaki, karena memang suku Baduy ini
dipedalaman dan di tengah-tengah hutan. Perjalanan dipimpin oleh tiga orang
pemandu. Jalannya masih tanah dengan batu. Jalannya naik turun, namun sangat
sejuk karena masih banyak pohon-pohon yang besar. Air di kampung baduy ini
sangat jernih.
Perjalanan ke kampung baduy hanya
sampai di Baduy luar, karena jika di Baduy dalam harus menginap disana, dan
tidak boleh membawa handphone maupun peralatan mandi atau benda-benda yang di
kampung Baduy itu tidak ada. Kampung pertama di Baduy terlewati, penduduknya
rata-rata yang perempuan menenun, dan laki-laki bercocok tanam. Pakaian mereka
identik dengan warna biru dan hampir mirip seperi kebaya. Model pakaian orang
dewasa maupun anak kecil sama. Rumah mereka dindingnya terbuat dari anyaman
bambu, atapnya menggunakan daun enau, dan dibuat rumah panggung namun tidak
tinggi. Rumah yang satu dengan yang lain berdekatan. Yang luar biasa dari
kampung baduy adalah walaupun mereka menutup diri dari perkembangan zaman, tapi
mereka sangat menjaga kebersihan lingkungan, disekitar rumah mereka tidak ada
sampah sama sekali. Mereka kurang ramah dengan pengunjung, kalau ada pengunjung
mereka buru-buru masuk kerumah.
Kampung kedua sudah terlewati, dan
sekarang menuju kampung ketiga namanya kampung Gasebo. Ini adalah kampung
terakhir suku Baduy luar dan menjadi perbatasan antara Baduy luar dan Baduy
dalam. Kampung ini dibatasi oleh sungai, untuk menghubungkan antara Baduy luar
dan Baduy dalam sebuah jembatan yang terbuat dari bambu. Pengunjung boleh
melewati jembatan itu namun hanya sampai diseberang sungai dan tidak boleh
masuk ke dalam hutan lagi karena itu sudah termasuk Baduy dalam. Pengunjung juga
tidak boleh mandi di dekat jembatan. Penduduk kampung Baduy luar hanya boleh
mandi sebelum jembatan. Rumah diseberang sungai kecil-kecil namun banyak.
Waktu sudah semakin sore, dan
rombongan kembali ke tempat parkiran kendaraan. Wisata mesti tidak terlepas
dari yang namanya belanja-belanja souvenir. Souvenir dari kampung baduy adalah
kain tenun, gelang dari kulit kayu, kalung dari kulit kayu, gantungan kunci dan
lain-lain. Banyak juga yang menjual madu dan durian, karena madu dan durian
adalah hasil pertanian orang-orang kampung Baduy. Setelah puas dengan wisata
belanja kembali ke mobil masing-masing dan melanjut perjalanan ke Tangerang. Sampai
di Tangerang pukul 20.30 Wib. Perjalanan ini sangat melelahkan, namun
menyenangkan karena dapat bertemu langsung dengan orang-orang Baduy dan tentu
saja tidak semua orang memiliki kesempatan untuk pergi ke kampung Baduy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar