Jumat, 09 Januari 2015

Kampung Baduy



IMG20141225134253.jpgIMG20141225142846.jpgWisata Budaya Kampung Baduy

Organisasi Himpunan Mahasiswa Buddhis atau di singkat dengan HIKMAHBUDHI Pengurung Cabang Kota Tangerang mengadakan kegiatan Wisata Budaya Kampung Baduy. Wisata ini diikuti oleh anggota HIKMAHBUDHI dari PC. Jakarta, Presidium Pusat, PC. Kota Tangerang, PC. Tangerang Selatan, serta umat Buddha lainnya. Kegiatan wisata budaya kampung Baduy diadakan tanggal 25 Desember 2014, dengan jumlah peserta 90 orang. Transportasinya menggunakan 3 mini bus, 2 mobil APV, dan 2 mobil pribadi. Keberangkatannya di mulai dari Kampus Buddhi pukul 06.30 WIB.
Perjalanan ditempuh kurang lebih lima jam, karena kondisi jalan yang rusak, naik turun, dan berliku-liku. Perjalanan sangat melelahkan, mobil yang tidak nyaman karena sesak dan panas. Namun tetap semangat karena ini merupakan pengalam pertama untuk mengunjungi suku terasing yang ada di Indonesia. Perjalannya masih seperti di hutan-hutan, banyak pohon, dan tepi jalan jurang, sungguh menyeramkan jalannya.
Tiba di tempat parkiran mobil tepat jam 12.00 WIB. Pembagian kelompok, pembagian makan siang, dan istirahat. Perjalanan selanjutnya dilanjutkan dengan jalan kaki, karena memang suku Baduy ini dipedalaman dan di tengah-tengah hutan. Perjalanan dipimpin oleh tiga orang pemandu. Jalannya masih tanah dengan batu. Jalannya naik turun, namun sangat sejuk karena masih banyak pohon-pohon yang besar. Air di kampung baduy ini sangat jernih.
Perjalanan ke kampung baduy hanya sampai di Baduy luar, karena jika di Baduy dalam harus menginap disana, dan tidak boleh membawa handphone maupun peralatan mandi atau benda-benda yang di kampung Baduy itu tidak ada. Kampung pertama di Baduy terlewati, penduduknya rata-rata yang perempuan menenun, dan laki-laki bercocok tanam. Pakaian mereka identik dengan warna biru dan hampir mirip seperi kebaya. Model pakaian orang dewasa maupun anak kecil sama. Rumah mereka dindingnya terbuat dari anyaman bambu, atapnya menggunakan daun enau, dan dibuat rumah panggung namun tidak tinggi. Rumah yang satu dengan yang lain berdekatan. Yang luar biasa dari kampung baduy adalah walaupun mereka menutup diri dari perkembangan zaman, tapi mereka sangat menjaga kebersihan lingkungan, disekitar rumah mereka tidak ada sampah sama sekali. Mereka kurang ramah dengan pengunjung, kalau ada pengunjung mereka buru-buru masuk kerumah.
Kampung kedua sudah terlewati, dan sekarang menuju kampung ketiga namanya kampung Gasebo. Ini adalah kampung terakhir suku Baduy luar dan menjadi perbatasan antara Baduy luar dan Baduy dalam. Kampung ini dibatasi oleh sungai, untuk menghubungkan antara Baduy luar dan Baduy dalam sebuah jembatan yang terbuat dari bambu. Pengunjung boleh melewati jembatan itu namun hanya sampai diseberang sungai dan tidak boleh masuk ke dalam hutan lagi karena itu sudah termasuk Baduy dalam. Pengunjung juga tidak boleh mandi di dekat jembatan. Penduduk kampung Baduy luar hanya boleh mandi sebelum jembatan. Rumah diseberang sungai kecil-kecil namun banyak.
Waktu sudah semakin sore, dan rombongan kembali ke tempat parkiran kendaraan. Wisata mesti tidak terlepas dari yang namanya belanja-belanja souvenir. Souvenir dari kampung baduy adalah kain tenun, gelang dari kulit kayu, kalung dari kulit kayu, gantungan kunci dan lain-lain. Banyak juga yang menjual madu dan durian, karena madu dan durian adalah hasil pertanian orang-orang kampung Baduy. Setelah puas dengan wisata belanja kembali ke mobil masing-masing dan melanjut perjalanan ke Tangerang. Sampai di Tangerang pukul 20.30 Wib. Perjalanan ini sangat melelahkan, namun menyenangkan karena dapat bertemu langsung dengan orang-orang Baduy dan tentu saja tidak semua orang memiliki kesempatan untuk pergi ke kampung Baduy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar