Minggu, 02 November 2014

Pendidikan Daerah: Pati Bagian Utara



Pendidikan merupakan penentu kepribadian, karakter, moral, dan majunya suatu bangsa. Proses pendidikan berawal dari belum bisa menjadi bisa, dari belum tahu menjadi tahu baik itu kearah positif maupun negatif. Hal ini ditunjukan dengan dari pendidikan anak kecil yang pada saat lahir tidak dapat bicara, berjalan dan tidak dapat melakukan aktivitas-aktivitas karena mereka mendapatkan pendidikan dari orang tua maka mereka dapat melakukan semuanya.
Pendidikan yang paling utama pembentukan karakter adalah pendidikan dari keluarga, namun pendidikan yang selanjutnya yang tidak kalah pentingnya bagi kehidupan adalah pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang mencakup berbagai bentuk pendidikan dari ilmu pengetahun, budi pekerti, spiritual, pembentukan karakter, keterampilan dan sebagainya. Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari pola pendidikan, kurikulum pendidikan, sistem pendidikan, karena hal-hal inilah yang digunakan sebagai pedoman atau cara melakukan pembelajaran agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan di perkotaan dan daerah menggunakan kurikulum yang sama yang diperlakukan nasional di negara Indonesia ini, namun pola pendidikan, metode pendidikan, dan sistem pendidikannya yang berbeda. Hal ini disebabkan tingkat pemahaman atau mengartikan apa yang dimaksudkan tujuan kurikulum yang diterapkan bagi suatu daerah itu berbeda-beda. Di daerah perkotaan lebih mudah mendapatkan informasi di bandingkan dengan daerah, sehingga mereka lebih memahami maksud dan tujuan kurikulum yang diperlakukan pada saat itu.
Pendidikan di daerah rata-rata dari golongan keluarga menengah kebawah, bahkan kebanyakan dari keluarga yang kurang mampu. Sehingga perkembangan pendidikan di daerah juga setinggi kemampuan perekonomian rata-rata masyarakat di daerah itu. Pendidikan di daerahpun hanya sebatas pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas yang jumlahnya masih relatif sedikit, perguruan tinggi pun ada namun kualitas pendidikannya pun tak sebagus dengan perguruan tinggi di kota.
Salah satu contoh pendidikan di daerah kabupaten Pati, provinsi Jawa Tengah, khususnya di daerah Pati bagian utara yang menjadi daerah pesisir dan pegunungan. Di Pati kota, pendidikannya sudah lebih maju dan berkembang ketimbang di daerah bagian utara, karena sudah banyak terdapat sekolah unggulan, lulusannya banyak yang diterima di perguruan tinggi yang bagus, dan siswanya pun banyak yang dari luar daerah Pati. Banyak pula perguruan tinggi dari berbagai jenis pendidikan seperti kesehatan, TIK, dan agama.
Pendidikan di daerah Pati bagian utara masih mengikuti pola pendidikan, metode pendidikan, serta sistem pendidikan yang terdahulu walaupun sudah ada kurikulum baru. Rata-rata guru di daerah ini adalah guru-guru yang sudah tua yang melakukan pembelajaran mash seperti zamannya dulu dan tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Mereka mengajar dengan sistem mencatat buku sampai habis, atau menjelaskan materi sambil dibacakan dari buku. Cara ini menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan karena kurangnya penjelasan yang mendetail terhadap apa maksud materi yang di sampaikan. Masih ada guru yang galak dan disiplin adalah guru yang paling ditakuti oleh siswa.
Pembagian jurusan terkadang juga tidak sesuai dengan kemampuan siswa, waktu tes IQ cocoknya di IPS, namun pada saat penjurusan dimasukkan ke IPA. Pembagian kelas pun tidak sama rata, khusus anak-anak yang pintar di jadikan satu kelas, misalnya kelas A dan B, kemudian kelas selanjutnya biasa-biasa saja. Hal ini menyebabkan kesenjangan hasil belajar, anak-anak yang pintar akan semakin pintar dan anak-anak yang biasa tidak akan pernah berkembang. Anak-anak yang pintar akan menjadi sorotan karena prestasinya bagi guru-guru dan setiap kegiatan akan mengandalkan merekan, dan anak-anak yang biasa saja menjadi sorotan kenakalannya dan guru tidak memberikan kesempatan mereka untuk melakukan kegiatan misalnya perlombaan. Dengan pemilihan sepihak inilah yang akan mengkerdilkan kemampuan anak-anak yang biasa saja.
Kemajuan sekolah di daerah ini juga ditentukan oleh peraturan atau kebijakan dari pihak sekolah itu sendiri. Pihak guru maupun kepala sekolah memiliki kekuasaan yang paling tinggi, dan para siswa harus menuruti apa saja aturan yang ditetapkan pihak sekolah dan siswa tidak dapat menyampaikan aspirasi mereka. Di sisi lain kepala sekolah yang menjadi pimpinan tertinggi di sekolah itu menjadi contoh atau panutan bagi perkembangan dan kemajuan sekolah tersebut. Salah satu contohnya di salah satu SMA negeri memiliki kepala sekolah yang sangat disiplin, rapi, peduli dengan lingkungan, dan mampu memberikan contoh terhadap yang lain, sekolah itu menjadi maju dan setiap ada perlombaan mendapatkan yang terbaik. Pada saat pergantian kepala sekolah, kepala sekolahnya ini tidak dapat memberikan contoh yang baik, sekolah ini semakin menurun kualitasnya.
Telah diketahui bahwa pendidikan di Indonesia ini diatur dengan kurikulum yang diperlakukan secara nasional. Dari contoh pendidikan di daerah dan di kota jelas memiliki kualitas pendidikan yang berbeda, karena pemahaman tentang maksud kurikulum itu berbeda. Di daerah pola, metode,dan sistem pembelajaran masih sangat sederhana di bandingkan dengan di kota yang lebih maju, namun standar pendidikannya diseragamkan. Informasi-informasi juga lebih gampang didapat di kota daripada daerah karena terhambat oleh kondisi jarak dengan pusat informan serta kurangnya sosialisasi di daerah. Hal ini menimbulkan kesenjangan pendidikan, yang di kota menjadi semakin baik, dan di daerah semakin buruk.
Semua sekolah pasti menginginkan sekolahnya menjadi sekolah yang baik, sekolah yang maju dan sekolah yang menghasilkan siswa-siswa yang pintar. Namun mereka memiliki kendala kurangnya pengalaman dan pemahaman mereka terhadap pola, metode, dan sistem pendidikan seperti apa yang membuat keberhasilan suatu pendidikan. Pihak sekolah dapat mengakalinya dengan cara yang curang, misalnya pada saat ujian nasional memberikan bocoran jawaban kepada siswanya agar semua siswa dapat mengerjakan dan lulus semua. Apabila siswanya banyak yang tidak lulus maka akan menurunkan nilai jual bagi sekolah tersebut, serta menunjukan bahwa pendidikan di daerah pun bisa berhasil seperti apa yang ada di kota.
Dari permasalahan berawal dari kurikulum yang di berlakukan di seluruh wilayah Indonesia, padahal setiap daerah ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Dengan pemaksaan seperti ini akan menyebabkan kecurangan-kecurangan yang menimbulkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Saran yang dapat di sampaikan adalah seharusnya setiap daerah memiliki kurikulum yang berbeda yang disesuaikan dengan daerahnya masing-masing namun masih menggunakan pedoman acuan yang ditetapkan secara nasional. Dengan bertujuan untuk menyetarakan pendidikan di Indonesia agar tidak terjadi kesenjangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar